Title :Afatinib: Terapi Target untuk Kanker Paru Non-Sel Kecil dengan Mutasi EGFR

Afatinib adalah obat antikanker yang telah menjadi salah satu pilihan utama dalam pengobatan kanker paru-paru jenis tertentu, khususnya Non-Small Cell Lung Cancer (NSCLC) yang sudah menyebar. Obat ini termasuk dalam golongan Tyrosine Kinase Inhibitor (TKI) generasi kedua dan dikenal sebagai terapi target yang bekerja dengan cara yang sangat spesifik.
Apa Itu Afatinib dan Cara Kerjanya?
Afatinib bekerja sebagai penghambat kinase ireversibel. Secara sederhana, obat ini memblokir secara permanen sinyal dari protein tertentu dalam tubuh yang berperan penting dalam pertumbuhan dan penyebaran sel kanker. Protein yang menjadi target utamanya adalah reseptor keluarga ErbB, termasuk Epidermal Growth Factor Receptor (EGFR).
Pada pasien NSCLC dengan mutasi gen EGFR (seperti delesi ekson 19 atau mutasi titik L858R), reseptor ini menjadi terlalu aktif, mengirimkan sinyal pertumbuhan yang tidak terkontrol, sehingga sel kanker membelah dan menyebar. Afatinib mengikat dan mematikan reseptor ini, yang pada akhirnya menghambat perkembangan tumor.
Indikasi Penggunaan
Afatinib diresepkan terutama untuk:
- Pengobatan Lini Pertama NSCLC Lanjut: Digunakan sebagai terapi awal pada pasien dengan NSCLC yang memiliki mutasi EGFR positif.
- NSCLC yang Progresif: Dapat digunakan pada pasien yang kankernya tidak membaik atau kembali progresif setelah menjalani kemoterapi berbasis platinum.
Penting untuk dicatat bahwa Afatinib hanya efektif pada pasien yang kankernya terbukti memiliki mutasi gen EGFR. Oleh karena itu, tes genetik wajib dilakukan sebelum terapi dimulai untuk memastikan kesesuaian obat.
Dosis dan Aturan Pakai
Dosis umum yang direkomendasikan untuk dewasa adalah 40 mg sekali sehari. Dosis ini dapat disesuaikan (misalnya ditingkatkan hingga 50 mg atau diturunkan) tergantung pada respons pasien terhadap pengobatan dan toleransi terhadap efek samping.
Afatinib harus diminum dengan perut kosong, yaitu setidaknya 1 jam sebelum makan atau 3 jam sesudah makan. Jika pasien kesulitan menelan tablet, obat dapat dilarutkan dalam air tanpa karbonasi.
Efek Samping Umum
Sebagai obat antikanker, Afatinib dapat menimbulkan sejumlah efek samping. Beberapa efek samping yang paling sering terjadi meliputi:
- Diare (sangat umum, terkadang parah)
- Ruam kulit atau dermatitis yang menyerupai jerawat
- Stomatitis (sariawan atau peradangan di mulut)
- Kuku pecah-pecah atau cantengan (paronychia)
- Nafsu makan menurun dan penurunan berat badan
- Kulit kering dan gatal
Pasien juga dianjurkan untuk menghindari paparan sinar matahari langsung karena Afatinib dapat membuat kulit lebih sensitif. Dalam kasus yang jarang namun serius, Afatinib dapat menyebabkan masalah pada paru-paru atau jantung, sehingga pemantauan ketat oleh dokter sangat diperlukan.
Afatinib Dibandingkan TKI Lain
Afatinib, sebagai TKI generasi kedua, sering dibandingkan dengan TKI generasi pertama (seperti Gefitinib dan Erlotinib). Studi klinis menunjukkan bahwa Afatinib menawarkan efikasi yang unggul, khususnya dalam memperlambat perkembangan tumor (Progression-Free Survival), dibandingkan dengan TKI generasi pertama pada pasien NSCLC dengan mutasi EGFR. Namun, pemilihan TKI terbaik harus selalu didasarkan pada profil mutasi spesifik pasien dan pertimbangan dokter yang merawat.
Peringatan Penting
Afatinib termasuk dalam Kategori D untuk ibu hamil, yang berarti ada potensi risiko pada janin. Wanita disarankan untuk tidak hamil saat menggunakan obat ini dan untuk beberapa waktu setelah pengobatan dihentikan. Menyusui juga tidak dianjurkan selama menjalani terapi Afatinib.
Penting: Artikel ini bertujuan untuk memberikan informasi umum. Afatinib adalah obat keras yang hanya boleh digunakan di bawah pengawasan dan resep dokter spesialis.
Link Pemesanan Suplemen Perangsang Herbal via online shop : https://bandungpafi.org/
