Memahami Obat Supositoria: Bentuk dan Cara Penggunaannya

Title : Memahami Obat Supositoria: Bentuk dan Cara Penggunaannya

Memahami Obat Supositoria: Bentuk dan Cara Penggunaannya

Obat tidak selalu hadir dalam bentuk pil, sirup, atau injeksi. Salah satu bentuk yang mungkin kurang familiar bagi sebagian orang adalah supositoria. Meskipun sering digunakan dalam pengobatan anak-anak atau kondisi tertentu, banyak yang belum sepenuhnya memahami apa itu supositoria, bagaimana cara kerjanya, dan bagaimana cara menggunakannya dengan benar.

Apa Itu Supositoria?

Supositoria adalah bentuk sediaan obat padat yang dirancang untuk dimasukkan ke dalam lubang tubuh, seperti rektum (anus), vagina, atau uretra. Bentuknya biasanya lonjong atau bulat dengan ujung tumpul agar mudah dimasukkan.

Komponen utama supositoria adalah bahan dasar (matriks) yang dapat meleleh atau melunak pada suhu tubuh, seperti lemak cokelat (oleum cacao) atau gliserin. Di dalam matriks inilah bahan aktif obat tercampur merata. Setelah dimasukkan, supositoria akan meleleh, dan obat pun dilepaskan untuk diserap oleh mukosa di area tersebut.

Mengapa Menggunakan Supositoria?

Ada beberapa alasan mengapa supositoria menjadi pilihan pengobatan:

  1. Ketika pasien tidak dapat menelan obat oral: Ini sangat umum pada anak-anak yang muntah-muntah, pasien yang tidak sadarkan diri, atau orang dewasa yang mengalami kesulitan menelan.
  2. Untuk menghindari efek samping pada saluran pencernaan: Obat yang dimasukkan melalui rektum diserap langsung ke dalam aliran darah dan sebagian besar menghindari “jalur pertama” melalui hati. Ini dapat mengurangi efek samping dan memastikan obat bekerja lebih efektif.
  3. Untuk pengobatan lokal: Supositoria sering digunakan untuk mengobati kondisi lokal, misalnya wasir (hemoroid) dengan supositoria rektal atau infeksi jamur dengan supositoria vagina.

Jenis-Jenis Supositoria

Secara umum, supositoria dibagi berdasarkan tempat penggunaannya:

  • Supositoria Rektal: Paling sering ditemukan, digunakan melalui anus. Umumnya dipakai untuk mengobati demam, nyeri, mual, dan sembelit, atau untuk pengobatan lokal seperti wasir.
  • Supositoria Vagina: Juga dikenal sebagai ovula, bentuknya lebih bulat dan besar. Digunakan untuk mengobati infeksi jamur, kekeringan, atau kondisi vagina lainnya.
  • Supositoria Uretra: Jenis yang paling jarang digunakan. Digunakan untuk mengobati kondisi di dalam uretra.

Panduan Menggunakan Supositoria dengan Benar

Menggunakan supositoria mungkin terasa canggung, tetapi dengan langkah yang benar, prosesnya akan mudah dan efektif.

Untuk Supositoria Rektal (Anus):

  1. Siapkan diri: Cuci tangan sampai bersih. Buka kemasan supositoria. Jika supositoria terlalu lunak, dinginkan sebentar di kulkas (bukan freezer) agar lebih padat.
  2. Posisikan diri: Berbaring miring ke kiri dengan kaki kanan ditekuk ke arah dada. Posisi ini membantu obat masuk lebih mudah.
  3. Masukkan supositoria: Dorong supositoria secara perlahan, bagian ujung yang tumpul dulu, sekitar 2-3 cm ke dalam rektum. Dorong dengan lembut sampai terasa ada hambatan ringan.
  4. Tahan posisi: Tetap berbaring miring selama 15-20 menit atau sampai keinginan untuk buang air besar hilang. Ini memberi waktu bagi supositoria untuk meleleh dan diserap.
  5. Cuci tangan: Setelah selesai, cuci tangan kembali dengan sabun.

Untuk Supositoria Vagina (Ovula):

  1. Siapkan diri: Cuci tangan bersih. Buka kemasan supositoria. Beberapa ovula dilengkapi dengan aplikator.
  2. Posisikan diri: Berbaring telentang dengan lutut ditekuk dan terbuka.
  3. Masukkan ovula: Masukkan ovula ke dalam vagina sedalam mungkin menggunakan jari atau aplikator yang tersedia.
  4. Tunggu: Tetap dalam posisi berbaring selama 15-20 menit agar ovula meleleh sempurna dan obat terserap. Sebaiknya gunakan pada malam hari sebelum tidur untuk mencegah obat keluar.

Link Pemesanan Suplemen Perangsang Herbal via online shop : https://bandungpafi.org/