Title :Rituximab: Pengobatan Target untuk Kanker dan Penyakit Autoimun

Rituximab adalah obat resep yang tergolong dalam kelas antibodi monoklonal. Obat ini bekerja dengan menargetkan dan menghancurkan sel-sel tertentu dalam sistem kekebalan tubuh, yaitu sel limfosit B yang membawa protein permukaan bernama CD20.
Dengan mengurangi jumlah sel B ini, Rituximab membantu mengendalikan kondisi di mana sel B berperan dalam peradangan atau pertumbuhan sel kanker.
Kegunaan Utama Rituximab
Rituximab digunakan untuk mengobati berbagai kondisi serius, terutama:
- Kanker Darah (Limfoma dan Leukemia):
- Limfoma Non-Hodgkin (NHL), termasuk Limfoma Sel B Besar Difus dan Limfoma Folikuler.
- Leukemia Limfositik Kronis (CLL).
- Dalam pengobatan kanker, Rituximab sering diberikan bersamaan dengan kemoterapi.
- Penyakit Autoimun:
- Artritis Reumatoid (RA) yang parah atau sulit diobati.
- Granulomatosis dengan Poliangiitis (GPA) dan Poliangiitis Mikroskopis (MPA) (jenis vaskulitis).
- Pemfigus Vulgaris (PV), kelainan autoimun yang menyebabkan lepuh pada kulit dan selaput lendir.
- Rituximab juga digunakan dalam beberapa kasus untuk Sindrom Nefrotik refrakter (sulit diobati).
Cara Pemberian
Rituximab diberikan melalui infus intravena (IV) di fasilitas medis, seperti rumah sakit atau klinik. Infus pertama biasanya diberikan secara perlahan selama beberapa jam untuk memantau reaksi tubuh.
Efek Samping Rituximab
Seperti obat keras lainnya, Rituximab memiliki potensi efek samping yang harus dipantau dengan ketat oleh dokter. Efek samping dapat berkisar dari ringan hingga serius, dan sebagian besar terjadi saat infus diberikan atau dalam waktu 24 jam setelahnya (disebut reaksi terkait infus).
Efek Samping Umum
Efek samping ini sering terjadi, terutama pada infus pertama:
- Reaksi Terkait Infus: Demam, menggigil, kedinginan, sakit kepala, gatal-gatal, ruam, mual, dan nyeri sendi atau punggung. Dokter biasanya memberikan obat pencegahan (seperti parasetamol dan antihistamin) sebelum infus untuk mengurangi risiko ini.
- Peningkatan Risiko Infeksi: Karena Rituximab menekan sistem kekebalan tubuh, pasien rentan terhadap infeksi bakteri dan virus (misalnya, bronkitis, infeksi saluran pernapasan atas).
- Masalah Darah: Penurunan jumlah sel darah putih, trombosit, atau sel darah merah (anemia), yang dapat menyebabkan kelelahan, mudah memar, atau risiko infeksi.
- Gangguan Pencernaan: Mual, muntah, diare, atau sakit perut.
- Lainnya: Kelelahan, pusing, kerontokan rambut ringan, dan peningkatan gula darah.
Efek Samping Serius
Efek samping yang serius jarang terjadi, tetapi memerlukan perhatian medis segera:
- Reaksi Alergi Parah: Pembengkakan pada wajah, bibir, lidah, atau tenggorokan, kesulitan bernapas, atau penurunan tekanan darah secara drastis.
- Reaktivasi Virus Hepatitis B (HBV): Pada pasien yang pernah terinfeksi HBV, obat ini dapat menyebabkan virus aktif kembali, yang berisiko merusak hati dan bisa berakibat fatal.
- Progressive Multifocal Leukoencephalopathy (PML): Infeksi otak langka dan sangat serius yang disebabkan oleh virus, yang dapat menyebabkan kecacatan parah atau kematian. Gejala termasuk perubahan mendadak pada cara berpikir, kesulitan berbicara atau berjalan, dan gangguan penglihatan.
- Sindrom Lisis Tumor (TLS): Terjadi akibat penghancuran sel kanker yang cepat, melepaskan zat kimia ke dalam darah yang dapat menyebabkan gagal ginjal, detak jantung tidak normal, dan kejang. Ini biasanya terjadi dalam 12–24 jam setelah infus.
- Masalah Jantung: Nyeri dada, detak jantung tidak teratur, atau serangan jantung, terutama pada pasien dengan riwayat penyakit jantung.
- Reaksi Kulit dan Mulut Parah: Lepuh, kulit mengelupas, atau luka yang menyakitkan pada kulit, bibir, atau mulut.
- Gangguan Usus: Obstruksi atau robekan pada usus, seringkali jika Rituximab diberikan bersamaan dengan obat kemoterapi tertentu.
Peringatan Penting
- Vaksinasi: Vaksin hidup biasanya dikontraindikasikan selama pengobatan dengan Rituximab dan untuk jangka waktu tertentu setelahnya, karena efektivitas vaksin dapat menurun dan ada risiko infeksi.
- Kehamilan dan Menyusui: Wanita usia subur harus menggunakan kontrasepsi yang efektif selama pengobatan dan selama beberapa bulan setelah dosis terakhir, karena obat ini dapat berbahaya bagi janin. Menyusui juga tidak dianjurkan.
Penting: Rituximab adalah obat keras. Penggunaannya harus selalu di bawah pengawasan ketat dokter spesialis (seperti onkolog atau reumatolog) yang memiliki pengalaman dalam penanganannya. Pasien harus segera melaporkan semua gejala yang tidak biasa atau efek samping yang muncul kepada tim medis mereka.
Informasi ini bersifat umum dan tidak menggantikan saran medis profesional. Selalu konsultasikan dengan dokter atau apoteker Anda mengenai obat Rituximab.
Link Pemesanan Suplemen Perangsang Herbal via online shop : https://bandungpafi.org/
